KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “sosok guru masa depan”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan baik secara materi dan teknik penulisannya
yang disebabkan karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki dan kurangnya
pengalaman dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu,
penulis menerima segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.Fuldiaratman,Mpd selaku Dosen Mata Kuliah Dasar-dasar Proses
Pembelajaran Kimia yang telah memberi bimbingan dan didikan dalam rangka
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat membantu dan berguna bagi Mahasiswa selaku calon guru, atas perhatian
pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan jantung peradaban dan denyut
nadi kemajuan suatu bangsa. Banyak ilmuwan dan pemimpin mengakui bahwa
peradaban suatu bangsa berada di tangan anak bangsanya. Merekalah yang
diharapkan akan menjadi pejuang nasib bangsa kita kelak. Oleh karenanya para
pelaku pendidikan antara lain guru tentu berkewajiban membangun karakter bangsa
ini, melalui pembinaan karakter anak bangsanya. Tulisan sederhana ini
dimaksudkan untuk berbagi pemikiran tentang asa dan isu seputar pendidikan
serta profil guru masa depan yang didambakan bangsa kita. Ini penting karena
guru merupakan ujung tombak pembangunan anak bangsa dalam rangka menyongsong
“Indonesia Emas 2025
Satu hal yang akan menjadi titik
perhatian kita adalah "bagaimana
merancang guru masa depan". Guru masa depan adalah guru yang memiliki
kemampuan, dan ketrampilan bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran
secara optimal, selanjutnya memiliki kepekaan di dalam membaca tanda-tanda
zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak pernah
merasa puas dengan ilmu yang ada padanya.
Penulis
meyakini bahwa keunggulan pendidikan suatu negara pada dasarnya merupakan
cerminan dari hasil sepak terjang pemerintahnya, terutamapihak-pihak yang
terkait dengan urusan pendidikan dalam hal ini tidak terkecuali para guru.
Untuk
memajukan pendidikan di negara kita, menurut penulis seyogianya diawali dengan
memotret “profil pendidikan” kita dulu dan Sekarang.Karena Antara lain
peradaban bangsa merupakan cerminan karakter anak bangsa, sementara
karakter manusia biasanya terbentuk secara alami melalui proses pendidikan
1.2 Rumusan Masalah
Pada
hakikatnya penulis mengarahkan Langkah-langkah yang dijadikan pokok
permasalahan dalam pembuatan makalah ini agar sasaran yang hendak dicapai dapat
terwujud. Pokok permasalahan tersebut yaitu :
a. Bagaimana
cara untuk menyiapkan dan mengetahui sosok guru di masa datang.?
b. Apa
ciri-ciri dari sosok guru yang baik di masa depan ?
c. Bagaimana caranya mengubah wajah pendidikan di indesia masa depan .?
d. Bagaimana
peran guru terhadap suatu bangsa,agar
bisa maju.?
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.
untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Dasar-Dasar Proses Pembelajaran kimia
b.
untuk mengetahui sosok guru yang baik di
masa depan
c.
Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca
tentang sosok guru masa depan
1.4
Metode Penulisan
Dalam menulis makalah
ini, kami memperoleh kajian materi dari beberapa sumber,
yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai
artikel dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Guru masa depan adalah guru
bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya figur yang baik
(disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi
yang diinginkan sekolah); termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna
untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa
dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan
sosial untuk belajar; menguasai materi, kelas, dan teknologi; punya sikap
berciri khas "The Habits for Highly Effective People" dan
"Quantum Teaching" serta pendekatan humanis terhadap siswa; Guru
menguasai komputer, bahasa, dan psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas
secara proporsional. Diberlakukan skema rewards dan penegakan disiplin yang
humanis terhadap guru dan karyawan.
Laporan
yang diluncurkan International Institute of Management Development
(IIMD) tahun 2000 mengungkapkan bahwa dari 48 negara yang diukur pada waktu itu
ternyata daya saing SDM Indonesia hanya menempati urutan ke-47Berarti urutan
kedua dari bawah. Ini tentu merupakan pil pahit bagi bangsa dan dunia
pendidikan kita, Laporan Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan bahwa “indeks daya
saing global” ( Global Competitiveness Index / GCI ) Indonesia mulai
meningkat dan Menurut catatan Kompas.com.
daya saing pendidikan dasar dan tinggi Indonesia pada 2010 secara global meningkat
). GCI Indonesia pada 2010 berada pada posisi ke-44 dari 139
negara.Sebelumnya kita berada pada peringkat ke-54 dari 133 negara.Ini suatu
peningkatan yang patut disyukuri oleh kita.
Jika
tingkat keberhasilan pendidikan itu kita nilai dengan menjadikan data
sebelumnya sebagai komparator, menurut penulis dunia pendidikan kita
(Indonesia) dapat dipandang berhasil mengukir prestasi dalam kurun waktu
sepuluh tahun terakhir (2000 s.d. 2010). Pil pahit yang terpaksa kita telan
pada 2000, kini mulai terasa manis walaupun di sana-sini masih terlihat ketimpangan.
Informasi
tentang keberhasilan diatas patut
dijadikan bahan diskusi, terutama di kalangan akademikus. Menurut penulis, ini
penting dilakukan minimal sebagai bahan renungan kita –guru dan atau calon guru
yang membaca makalah ini. Bertemali dengan ini, setidaknya ada satu pertanyaan
yang patut kita ajukan pada diri sendiri, yaitu, “Apakah sumbangsih
dan kontribusi saya pada negara atas prestasi itu?”. Mari kita jawab
saja di dalam hati masing-masing! Biasanya “Ibu Nurani” selalu menjawab dengan
jujur, terutama ketika dia menyadari adanya “kontrol Malaikat”.
B.
Sosok
Guru Masa Depan
Guru sebenarnya merupakan sosok yang
berada di masa depan. Proses pembelajaran yang dilakukan sekarang merupakan
bentuk masa depan yang dibawa siswa ketika dewasa. Sosok guru saat ini adalah
sosok siswa masa depan. Untuk itu, guru perlu dengan kekuatan batinnya mengajar
dengan nuansa masa depan agar siswa benar-benar siap menghadapi masa depannya.
Masa depan tidaklah terpisah dengan
masa sekarang karena masa depan sebenarnya merupakan bentuk keberlangsungan
dari masa sekarang. Berikut momen sebagai tanda mengenali masa depan. Pertama, jika masa sekarang informasi
teknologi begitu cepat, banyak, padat, dan menjangkau, masa depan informasi
teknologi itu akan semakin cepat dan lumrah. Ke depan, informasi teknologi
menjadi kebiasaan hidup yang permanen dan primer. Kedua, saat ini, nilai kemanusiawian begitu penting setelah
ditemukannya banyak varian obat, varian kepedulian diri, varian penghancur
manusia, dan varian yang lainnya. Masa depan berarti, nilai kemanusiawian
menjadi prasyarat utama dalam menjalani kehidupan. Ketiga, kepraktisan saat ini menjadi idola bagi manusia yang
ditandai oleh kebiasaan instan, cepat, mudah, murah, baik, dan lancar. Untuk
itu, masa depan dunia akan diwarnai budaya serba cepat dan manusia ingin lebih
praktis lagi.
Berkaitan dengan hal di atas, Guru
perlu pemahaman tentang informasi teknologi, nilai kemanusiawian, dan
kepraktisan. Siswa yang diajar Guru perlu dibawa ke alam informasi teknologi,
manusiawi, dan praktis.
Bagaimana sebenarnya
guru masa depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kompetensi
Seorang figure guru masa depan harus
memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi keilmuannya juga optimal,
performance di dalam kelas maupun luar kelas tidak diragukan. Tentunya sebagai
guru masa depan bangga dengan profesinya, dan akan tetap setia menjunjung
tinggi kode etik profesinya.
2. Kepribadian
a.
Planner, artinya guru
memiliki program kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya berupa
program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran seperti
Program Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan sebagainya. Akan tetapi guru harus
merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal,
dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukan, dan sudah terprogram
secara baik;
b.
Inovator, artinya
memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan dimaksud berkenaan
dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media
pembelajaran, system dan alat evaluasi, serta nurturant effect lainnya. Secara
individu maupun bersama-sama mampu untuk merubah pola lama, yang selama ini
tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubah kepada pola baru pembelajaran,
maka akan berdampak kepada hasil yang lebih maksimal;
c.
Motivator, artinya guru
masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar, dan
tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar dan
terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh gurunya;
d.
Capable personal,
maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta
sikap yang lebih mantap dan memadai sehinga mampu mengola proses pembelajaran
secara efektif;
e.
Developer, artinya guru
mau untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan
dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru masa depan
haus akan menimba ketrampilan, dan bersikap peka terhadap perkembangan IPTEKS,
misalnya mampu dan terampil mendayagunakan computer, internet, dan berbagai
model pembelajaran multi media.
3. Kemampuan
Sosial
Guru masa depan adalah guru
bertindak sebagai fasilitator,pelindung, pembimbing dan punya figur yang baik
(disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi
yang diinginkan sekolah) termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna
untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa
dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan
sosial untuk belajar; menguasai materi, kelas, dan teknologi; punya sikap
berciri khas “The Habits for Highly Effective People” dan “Quantum Teaching”
serta pendekatan humanis terhadap siswa; Guru menguasai komputer, bahasa, dan
psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas secara proporsional. Diberlakukan
skema rewards dan penegakan disiplin yang humanis terhadap guru dan karyawan.
Guru masa depan juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para
siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman
dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian,
perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan
kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta
mampu mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru masa depan juga dapat
menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral,
dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak anak
didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga
akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat
maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu
overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan
strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara
mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan ke dewasaan sosial siswa ber imbang.
C.
Cara menuju pendidikan unggul
Sajian
sebelumnya sudah menjelaskan bahwa keinginan untuk memajukan pendidikan
seyogianya diawali dengan melihat secara seksama sejarah panjang percaturan
pendidikan kita. Dengan begitu mudah-mudahan “profil pendidikan” akan terlihat
dengan lebih nyata. Oleh karenanya pelaku pendidikan dan semua pihak terkait,
idealnya siap bersinergi untuk membangun anak-anak bangsa di negara yang sangat
kita cintai ini yakni “Indonesia cerdas yang berkarakter dan beradab”.
Mengapa bersinergi, Dasar
pemikirannya sederhana. Terlepas dari pro-kontra terhadap Presiden kita, Susilo
Bambang Yudoyono (SBY) penulis masih meyakini ucapan beliau yang antara lain
berbunyi “Bersama kita bisa”. Prinsip ini sudah terlebih dahulu
dibuktikan oleh saudara-saudara kita dari Minangkabau dengan “Gebu Minangnya”,
walaupun itu terutama untuk pembangun fisik.
untuk
urusan pembangunan pendididikan penulis
meyakini pula pandangan yang mengatakan bahwa sesungguhnya “Tidak
seorang pun yang mengetahui segala sesuatu, tapi setiap orang tentulah
mengetahui tentang sesuatu”. Prinsip seperti ini juga sudah
sejak dulu membudaya di dalam masyarakat Minangkabau. Ini terlihat dalam
pepatah mereka yang berbunyi, “Bagaikan tungku nan tigo sajarangan”.
Dalam masyarakat Minang, tungku nan tigo sajarangan ini biasanya berupaya
meluangkan waktunya untuk “duduk bersama” merancang segala sesuatu demi
kemaslahatan umat. Ketika duduk bersama ini, mereka menghimpun ide-ide
cemerlang dari semua pihak yang peduli.Ide-ide yang dihimpun ternyata berhasil
membangun “menara ide” yang kemudian mereka olah menjadi sebuah blue-print.
Jika
blue-print sudah ada, mereka pun memonitor implementasinya sesuai adat
yang berlaku di sana. Ini terlihat antara lain melalui ungkapan mereka yang
berbunyi Adat basandi sarak, sarak basandi Kitabullah. Jadi, ketika
tanda-tanda akan ada penyimpangan mulai terdengar dan terbaca, mereka
segera bekerja sesuai perintah Allah, “Katakanlah walaupun pahit sekali pun”.
Bertemali dengan ini maka semua pihak dituntut berjiwa besar manakala ada yang
“disapa” oleh Tim Monitoring.
Mungkin karena sifat dan
kebiasaan “siap menyapa” itu pulalah makanya banyak orang mengatakan bahwa
“Rendang Padang itu pedas”. Akan tetapi, jika ada yang mau mengunyahnya sampai
tiga puluh tiga kali, insya-Allah dia akan merasakan bahwa Rendang Padang itu
ternyata hampir semanis gula jawa, Bertemali dengan ini menurut penulis
monitoring itu penting artinya. Bagaimana pun bagusnya sebuah perencanaan, jika
tidak diimplementasikan dengan sebaik dan setepat mungkin, hasilnya akan
mengecewakan hati pihak-pihak tertentu.
Kembali
kepada upaya mengubah wajah pendidikan, sebelumnyamari kita lihat dulu faktor
penentu keberhasilan pendidikan. Seperti sudah disinggung sebelumnya, ada
beberapa komponen yang seharusnya diperhatikan. Di antara komponen ini adalah:
1. falsafah
pendidikan yang harus jelas,
2. kurikulum
yang baik,
3. guru
yang profesional,
4. fasilitas
pendidikan yang memadai,
5. lingkungan
yang kondusif dan
6. biaya
pendidikan yang murah tentunya. Kecuali yang enam ini,
7. adanya
murid yang memiliki keinginan untuk berubah merupakan faktor penentu yang tidak
kalah pentingnya.
Hal-hal
yang berkaitan dengan itulah yang seyogianya dipertanyakan dalam bagian
selanjutnya. Mengingat keterbatasan ruang yang disediakan, tidak semua faktor
itu diulas tuntas di sini.Sajian selanjutnya akah lebih banyak menyinggung
perihal guru profesional dan hal-hal yang terkait dengannya.
D.
Harapan terhadap Guru masa depan
Guru yang berkarakter, inilah
dambaan dunia pendidikan kita dewasa ini. Selain berkarakter, guru tentu
perlu memiliki fondasi yang kokoh dalam ilmu. Dalam Seminar Nasional yang
mengusung tema “Menggagas Profil Guru Masa depan” (2011),
Didin merinci ciri gurumasa depansebagaimana dimaksudkan dalam tema tersebut.
Menurutnya guru masa depan merupakan idealisasi postur guru modern yang mampu
berperan sebagai planner, innovator,
motivator, dan curriculum developer. Kecuali ciri yang dituliskan
Didin ini, tentu saja ciri lain yang sudah dikedepankan sebelumnya, sangat patut
diperhatikan, Yaitu, panggilan jiwa, dan keikhlasan untuk berkorban demi bangsa
dan negara.
Sebagai
planner, guru masa depan seyogianya memiliki perencanaan kerja yang
jelas, sehingga setiap proses pembelajaran (learning process) yang
dilakukan diharapkan akan berhasil maksimal. Guru masa depan seyogianya
memiliki keyakinan diri bahwa rencana yang dibuatnya dapat diimplementasikan
dengan baik dan tepat- sasaran. Untuk ini tentu saja program alternatif
haruslah tersedia lengkap dalam perencanaan itu.
Selanjunya Didin pun menegaskan
bahwa “Sebagai inovator, guru masa depan mesti memiliki kemauan (will)
untuk melakukan pembaharuan terkait dengan pola pembelajaran, metode mengajar,
media pembelajaran, sistem dan alat evaluasi, serta nurturant effect
lainnya.” Guru masa depan harus mampu membelajarkan murid dalam suasana yang
menyenangkan. Di sinilah peran utama panggilan jiwa tadi. Guru yang hadir di
kancah pendidikan atas dasar panggilan jiwa, biasanya akan melayani murid
dengan hati. Mereka akan melakukan segala cara dengan ikhlas, demi lahirnya
insan-insan yang cerdas dan berkarakter.
Selanjutnya
“Sebagai motivator, guru masa depan harus memiliki motivasi untuk terus belajar
dan belajar karena sejatinya setiap orang termasuk guru, bukan sesuatu yang
sudah jadi tetapi proses untuk terus menjadi (process of becoming).
Atas dasar pemikiran seperti inilah mungkin munculnya motto yang berisi
himbauan agar kita terus “Belajar sepanjang hayat”. Sebagai motivator,
guru juga harus mampu memotivasi siswa untuk belajar dan terus belajar agar
cita-cita serta harapan mereka dapat tercapai melalui proses belajar yang
efektif dan produktif.
Terakhir,
guru masa depan seyogianya juga sebagai curriculum developer, Artinya,
guru masa depan dituntut mampu berperan sebagai agen perubahan atas kurikulum
pembelajaran yang ternyata sudah tidak mampu lagi merespons tantangan
zamannya,” ungkap Didin. Sudah sama-sama kita ketahui bahwa di era globalisasi
ini, jarak tidak lagi menjadi penghambat bagi terlaksananya pembelajaran.Oleh
karena itu kini kita dapat saling membalajarkan, di dunia nyata atau pun di
alam maya.Fasilitas sudah lumayan memadai.
Jika kita mampu menghadirkan
diri sesuai tuntutan yang dikedepankan sebelumnya, insya-Allah profil guru dan
dosen masa depan yang diamanatkan oleh UU Guru dan Dosen No. 14/2005 dapat
diwujudkan. Ada empat ciri guru dan dosen masa depan yang diharapkan, yaitu (1)
professional, (2) sejahtera, (3) terlindungi, dan (4) bermartabat. Semoga
suatu saat kelak guru dan dosen di Indonesia mampu sampai ke sana. Amin ya
rabbil alamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi,
guru masa depan adalah guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung,
pembimbing dan punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab,
kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan sekolah),
termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan
belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan
kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar; menguasai
materi, kelas, dan teknologi; punya sikap berciri khas "The Habits for Highly Effective People"
dan "Quantum Teaching"
serta pendekatan humanis terhadap siswa; Guru menguasai komputer, bahasa, dan
psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas secara proporsional. Diberlakukan
skema rewards dan penegakan disiplin yang humanis terhadap guru dan karyawan.
Guru masa depan
juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui
pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan
keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif,
koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan
sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu
mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru masa depan juga dapat
menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral,
dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak anak
didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga
akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat
maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu
overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan
strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara
mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan ke dewasaan sosial siswa ber imbang.
Selain itu,
guru masa depan juga harus memiliki keterampilan dasar pembelajaran,
kualifikasi keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun luar
kelas tidak diragukan. Tentunya sebagai guru masa depan bangga dengan
profesinya, dan akan tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi guru masa depan diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa kita memilih profesi guru sebagai pilihan utama dan pertama. Weternik memberikan dengan istilah rouping atau "pangilan hati nurani" Rouping inilah yang merupakan dasar bagi seseorang guru untuk menyebutkan dirinya sebagai "GURU MASA DEPAN"
B. Saran
Dalam
mengahiri makalah ini penulis mengajukan beberapa saran terkait dengan
mempersiapkan calon guru yang profesional serta memiliki kecerdasan emosi yang
memadai. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan
guru profesional dengan kecerdasan emosi yang memadai harus dimulai sejak masa
rekruitmen (penerimaan) calon mahasiswa guru. Materi, instrument, dan cara
seleksi calon mahasiswa harus merujuk kepada karakteristik dan standar dari
profil guru profesional dan kecerdasan emosi.
2. Para
mahasiswa calon guru selama menjalani pendidikan selain menjalani pembinaan
wawasan, karakter, dan profil calon guru profesional ia juga harus secara
intensif dievaluasi secara periodik apakah selama menjalani pendidikan yang
bersangkutan mampu menunjukkan sejumlah karakter guru profesional. Evaluasi
untuk hal itu sudah barang tentu tidak cukup dengan 'paper-pencil test' semata-mata. Sistim penilaian dengan instrumen
asesmen yang dipadukan dengan program magang terstruktur di sekolah yang
variatif bagi calon guru akan lebih tepat dari pada pola Program Pengalaman
Lapangan (PPL) yang selama ini berjalan. Terkait dengan itu, sejak dini
mahasiswa harus difasilitasi agar terlibat aktif dalam suatu wadah/organisasi
profesi keguruan.
3. Perkuliahan
yang berkaitan dengan ilmu mendidik atau metode pembelajaran semestinya
diperkaya dengan kajian-kajian literature yang lebih dominan nuansa humanistis,
spiritual, moral, dan kecerdasan emosi.
4. Setiap
LPTK penghasil calon guru hendaknya memiliki institusi yang bertugas khusus
secara periodik melakukan studi/penelitian untuk mengungkap profil dan
perkembangan kecerdasan emosi mahasiswa calon guru. Hasil studi ini menjadi
bahan masukan dan pembinaan lebih lanjut bagi mahasiswa yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
semoga bermanfaat
Posting Komentar