Selasa, 05 Mei 2015

reaksi inti



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

      Setiap atom memiliki inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron yang bergerak dalam orbitnya masing-masing.di dalam setip inti atom tersebut (11H) terdapat dua jenis partikel yaitu proton dan neutron.beberapa atom memiliki inti atom yang tidak stabil,yang sewaktu-waktu dapat mengemisikan partikel dan atau gelombang radiasi elektromagnetig yang terjadi secara spontan.
      Fenomena seperti ini di dalam kimia inti dikenal sebagai radioaktifitas.Zat yang mengandung inti yang tidak stabil disebut zat radioaktif.semua unsur yang memiliki nomor atao diatas 83 merupakan zat radioaktif.contohnya,isotope Po-210,Ra-226,dan U-235.
Inti yang tidak stabil akan mengemisikan partikel-partikel tertentu melalui proses yang di sebut sebagai REAKSI INTI atau REAKSI NUKLIR. Reaksi inti berbeda dengan reaksi kimia pada umumnya.reaksi inti menyagkut perubahan pada susunan inti atomnya sedangkan reaksi kimia hanya melibatkan perubahan elektron pada kulit atom untuk pembentukan atau pemutusan ikatan kimia.

1.2  Rumusan masalah

1.      Apa yang di maksud dengan reaksi inti,klasifikasi reaksi inti ?
2.      Apa  perbedaan reaksi inti dengan reaksi kimia biasa ?
3.      Bagaimana mekanisme reaksi inti ?

1.3  Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui apa itu reaksi inti,klasifikasi reaksi inti
2.      Untuk mengetahui perbedaan reaksi inti dengan reaksi kimia biasa
3.      Untuk mengetahui mekanisme reaksi inti

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reaksi Inti
Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar.Agar terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan :
Description: Reaksi Inti,Reaksi Inti atom,Reaksi Inti fisika
atau

Keterangan :
X : nuklida sasaran
Y : radionuklida hasil reaksi inti
a : partikel penembak
b : partikel hasil reaksi inti
X adalah inti awal, Y inti akhir, sedang a dan b masing-masing adalah partikel datang dan yang dipancarkan.
Apabila suatu partikel α ditembakkan pada inti X, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi, yakni hamburan elastik, hamburan inelastik dan reaksi inti.
Para ahli banyak menggunakan reaksi inti ini untuk tujuan analisis kualitatif dan kuantitatif dalam suatu penelitian, misalnya AAN (Aktivasi Neutron).

Pada suatu reaksi inti berlaku :
1. Hukum kekekalan nomor massa
2. Hukum kekekalan muatan
3. Hukum kekekalan massa-energi
     1 sma ~ 931,5 MeV
4. Hukum kekekalan momentum
Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He48O17 + 1H1 yaitu inti atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen dengan disertai timbulnya proton  (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat radioaktif.
2.2 Klasifikasi Reaksi Inti

Pada reaksi inti biasanya massa sebelum reaksi tidak sama dengan massa sesudah reaksi. Hal ini karena terjadi perubahan massa menjadi energi atau sebaliknya. Menurut Einstein:
E = m.c2
c = 2,998 x 10-10 cm/dt
1 sma ≈ 931,4 MeV
1 eV = 1,6021 x 10-12 erg
1 erg = 10-7 joule
1 MeV = 1,6021 x 10-13 J
Misal selisih massa 0,1587 gram setara dengan pelepasan energi sebesar ± 14 300 juta Joule.
Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan partikel (peluruhan),reaksi tranmutasi inti,dan reaksi penghasil energy (reaksi fisi, dan reaksi fusi).


1. Reaksi Peluruhan
Reaksi Peluruhan berjalan dengan spontan dan exoergik (melepas energi). Pada reaksi peluruhan terjadi perubahan inti tidak stabil menjadi inti stabil.
Contoh : Ra→  Rn + α
2. Reaksi Transmutasi Inti
Pada reaksi transmutasi inti, suatu inti menyerap suatu partikel dan berubah menjadi inti lain dengan memancarkan suatu radiasi.
Suatu cara untuk menyerdahanakan penamaan reaksi inti hanyalah dengan menyebutkan (a,b) pada inti sasaran. Jadi, untuk reaksi 35Cl (n,p) 35S, disebut reaksi (n,p) pada 35Cl.
Berdasarkan sifat-sifat dari a dan b maka reaksi-reaksi inti dibedakan ke dalam beberapa jenis seperti diuraikan berikut ini.
Ø  Hamburan Elastis
pada penembakan inti, dimana hasilnya a = b dan X = Y, disebut peristiwa hamburan elastis. Partikel penembak menumbuk inti sasaran, ia kehilangan sebagian energi kinetiknya, yang dialihkan paad inti sasaran. Tidak terjadi perubahan energi potensial total, dan energi kinetiknya kekal.
Jumlah energi yang ditransfer ke inti sasaran dapat dihitung dengan rumus :
               
dimana Em adalah energi kinetik awal dari partikel penembak dengan massa m, dan EM adalah energi kinetik yang diterima oleh inti sasaran dengan massa M. Teta (q) adalah besar sudut penyimpangan dari arah datang semula dengan arah setelah menumbuk inti sasaran.
Hamburan elastik digunakan dalam perlambatan neutron cepat oleh moderator di dalam reaktor nuklir.
Ø  Hamburan Inelastik
Suatu proses penghamburan dianggap inelastik jika sebagian energi kinetik partikel misil digunakan untuk menaikkan energi potensial inti asasaran,antara lain berupa eksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi. Dalam kasus ini energi kinetik sistem tidak kekal.
Contoh :
                107Ag (n,n)107mAg         107Ag
                                      44,3 detik

                               
Ø  Reaksi Photonuklir
Reaksi-reaksi inti yang diinduksi oleh sinar-X atau photon g berenergi tinggi (>1 MeV) dipandang sebagai reaksi-reaksi photonuklir. Dalam reaksi ini a = g dan b lebih sering adalah n atau p dan bila menggunakan photon dengan energi sangat tinggi maka b kemungkinan besar adalah d, t atau a atau bahkan campuran partikel-partikel.
Ø  Tangkapan Radioaktif
Bila partikel misil diserap oleh inti sasaran, inti sasaran tereksitasi yang kemudian memancarkan radiasi satu atau lebih photon gamma (g). Reaksi yang paling umum adalah (n, g), dimana hasilnya adalah isotop dari inti sasaran yang massanya satu satuan massa lebih besar.
Contoh : 23Na (n, g) 24Na, 31P (n, g) 32P, 179Au (n, g) 180Au
Selain reaksi (n, g) ada pula reaksi (p, g), tetapi disini inti hasilnya bukan isotop dari inti sasaran.
Contoh : 19F (p, g) 20Ne, 27Al (p, g) 28Si
Reaksi inti jenis lain meliputi reaksi (n,p), (p,n), (n, a), (a,n), d,p), (d,n), (a,t).
3. Reaksi Penghasil Energi
a. Reaksi Fisi
Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti berat menjadi dua inti baru yang massanya hampir sama disertai pemancaran neutron dan energi. Umumnya reaksi pembelahan (fisi) akan dilepaskan satu atau lebih neutron yang akan bereaksi dengan inti lain dan menimbulkan reaksi pembelahan baru. Reaksi pembelahan yang baru akan menghasilkan satu atau lebih neutron lagi dan seterusnya. Sehingga terjadi reaksi pembelahan berantai.
Description: C:\Users\AXIOO\Documents\TUGAS SAYA _ PEMBELAJARAN KIMIA_files\cnth-rx-fisi.png 

Reaksi Fisi berantai dapat terjadi dengan menggunakan neutron dari suatu proses fisi untuk menginisiasi proses fisi selanjutnya. Pada tahun 1942 Fermi membuat reaktor fisi inti yang pertama yang dapat dikontrol. Untuk bom nuklir, memerlukan lebih dari satu neutron dari peristiwa fisi pertama yang menyebabkan peristiwa kedua (1 g U dapat melepaskan energi sama dengansekitar20000 ton TNT). Untuk pembangkit daya nuklir, memerlukan satu neutron yang menyebabkan peristiwa kedua.
Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti menjadi bagian-bagian yang hampir setara, dan melepaskan energi dan neutron dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti lainnya yang tidak stabil inti tersebut akan membelah juga, memicu reaksi berantai. Jika jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang melakukan fisi ke inti atom lain disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi melepaskan lebih banyak neutron dari pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini dapat berdiri sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu melakukan reaksi fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.
Ketika neutron ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.
Neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat, misalnya dengan penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron yang bergerak cepat tidak boleh menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya dengan menabrakkan neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa dengan mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk menghasilkan listrik.
Pada reaksi dengan penembakan neutron termal pada inti uranium (inti fisi) akan menghasilkan inti baru dan disertai lepasnya dua neutron yang jika sudah diperlambat dalam moderator dapat menyebabkan terjadi reaksi berikutnya, sehingga terjadilah reaksi berantai, seperti gambar dibawah ini.
Description: http://fisikanuklir.unnes.ac.id/images/artikel/fisi_nuklir.jpg
Gambar . Reaksi berantai Uranium 235
Pada gambar menjelaskan bahawa sebuah neutron yang bergerak lambat memicu fisi atau pembelahan sebuah inti uranium-235 dan beberapa neutron dipancarkan. Dalam uranium yang telah diperkaya agar mengandung uranium-235 dengan perbandingan yang tinggi, neutron-neutron ini segera menghantam inti-inti uranium-235 lainnya dan mengulangi proses tersebut. Terjadilah proses fisi secara terus menerus, dengan melepaskan energi dalam jumlah yang besar.
Description: http://fisikanuklir.unnes.ac.id/images/gbr_materi/tabel_energi.jpg
Energi total setiap kali fisi untuk satu neutron menembak satu kali adalah sekitar 200 MeV.
Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.
Suatu penerapan fisi inti adalah pembangkitan listrik menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas yang dilakukan dalam suatu reaktor nuklir.
Reaktor nuklir adalah suatu tempat dimana reaksi pembelahan (fision) nuklida terjadi secara terkendaliberlangsung. Reaktor nuklir ini dapat dimanfaatkan energi nuklir sehingga disebut reaktor termal.
Energi yang dihasilkan sangat besar, dalam tersebut diahasilkan neutron baru yang akan menumbuk inti atom sisa sehingga terjadi reaksi inti berantai yang dapat menghasilkan energi yang sangat besar, misal reaksi fisi pada bom nuklir.
     n + U-235 -> Ba-144 + Kr-90 + 2n + 179.6 MeV
n + U-235 -> Ba-141 + Kr-92 + 3n + 173.3 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + Te-139 + 3n + 172.9 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + La-139 + 3n + 199.3 MeV


b. Reaksi Fusi
Reaksi fusi (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. . Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi lebih besar daripada energy yang dihasikan reaksi fisi dari unsur berat dengan massa yang sama.
Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka.Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari energi yang menahan elektron ke inti atom.
Perhatikan reaksi fusi dengan bahan dasar antara deuterium dan litium berikut.
Description: C:\Users\AXIOO\Documents\5. Unsur Radioaktif _ Reni Kimia_files\11.jpg
Reaksi-reaksi fusi biasanya terjadi pada suhu sekitar 100 juta derajat celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari inti dan elektron. Reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi ini disebut reaksi termonuklir.
Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak.
Description: C:\Users\AXIOO\Documents\TUGAS SAYA _ PEMBELAJARAN KIMIA_files\cnth-rx-fusi.png
Reaksi fusi adalah reaksi yang belum bisa dibuat karena diperlukan wadah yang tahan terhadap suhu mencapai ~107 oK. Pada suhu tersebut atom-atom akan terionisasi membentuk keadaan yang dinamakan plasma. Sebenarnya reaksi fusi merupakan sumber energi karena pada reaksi tersebut dihasilkan energi yang besar sekali. Seperti reaksi yang terjadi pada matahari dan bintang-bintang.
Energi yang dihasilkan terbentuk melalui dua jenis reaksi, yaitu melalui daur proton-proton dan daur carbon yang masing-masing menghasilkan energi sekitar 25 MeV dan 28 MeV.

a. Daur proton-proton
Description: http://fisikanuklir.unnes.ac.id/images/artikel/daur_proton.jpg
Gambar . Reaksi daur proton

Description: http://fisikanuklir.unnes.ac.id/images/artikel/daur_proton2.jpg








b. Daur Carbon
Description: http://fisikanuklir.unnes.ac.id/images/artikel/daur_carbon.jpg
Gambar . Reaksi daur carbon

Description: http://fisikanuklir.unnes.ac.id/images/artikel/daur_carbon2.jpg
Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah perilaku yang diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi membentuk inti yang lebih besar dan lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas selama prosesnya. Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama tersusun atas hidrogen dan helium.
Produk yang dihasilkan dari reaksi fusi tidak bersifat radioaktif sehingga lebih aman penggunaannya. Saat ini mulai dilakukan pengembangan pembuatan unsur-unsur yang lebih berat dari Uranium sebagai bahan bakar reaktor atom. Pada umumnya digunakan Uranium 235.
Senjata nuklir adalah senjata yang menggunakan prinsip reaksi fisi nuklir dan fusi nuklir. Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).
Reaksi fusi deuterium-tritium (D-T) dipertimbangkan sebagai proses yang paling menjanjikan dalam memproduksi tenaga fusi.

2.3  Energi Reaksi Inti
Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu perbedaan jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom sesudah reaksi.
Suatu reaksi inti membutuhkan penggunaan kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Albert Einstein
E = mc2
Bila massa nuklida yang tepat diketahui, kita dapat menghitung energi reaksi inti dengan menggunakan rumus diatas. Lambang m menyatakan perubahan massa bersih (dalam satuan kg), sedangkan c adalah kecepatan cahaya(dalam meter/detik). Energi E dinyatakan dalam Joule. Apabila semua massa inti atom dinyatakan dalam sma (satuan massa atom), maka energi total yang dimiliki massa sebesar 1 sma setara dengan energi sebesar 931 MeV (1 sma = 1,66 × 10-27 kg, c = 3 × 108 m/s dan 1 eV = 1.6 × 10-19 Joule)
            Dalam reaksi inti, energi seringkali dilepaskan atau diserap. Suatu reaksi melepas energi berarti energi kinetik partikel-partikel setelah reaski lebih besar dari energi kinetik partikel-partikel sebelum reaski. Penambahan energi ini datang dari pengubahan energi diam menjadi energi kinetik. Jumlah energi yang dilepas diukur oleh nilai Q reaksi inti, yang didefinisikan sebagi selisih antara energi kinetik akhir dan awal.
Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dari  partikel datang saja :
            Klab  =                        (energi kinetik dalam sistem lempengan)
Dalam sistem pusat massa, kedua partikel bergerak dan memberikan kontribusi pada energi kinetik total.
            Kcm  = ½ mA (v-V)2 + ½ mB V2
                     = ½ mAv2  -  ½ (mA – mB) V2
                     = K  -  ½ (mA  - mB) V2
                     = lab         (energi kinetik dalam sistem pusat massa)
Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi kinetik total dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik ½ (mA + mB)V2 dari pusat massa yang bergerak. Jadi dapat dianggap bahwa Kcm sebagai energi kinetik gerak relatif partikel itu. Jika partikel bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat berubah menjadi energi eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan  tetap mempertahankan kekekalan momentum ialah Kcm yanng lebih kecil dari Klab.
Harga Q suatu reaksi nuklir : 
            Q  = [(mA + mB)  -  (mC + mD)] c2
                 = [(mA + mB – mC – mD)]c2
Jika Q merupakan kuantitas positif, energi dilepaskan oleh reaksi itu. Jika Q kuantitas negatif energi kinetik dalam sistem pusat massa cukup besar  harus diberikan oleh partikel-partikel yang bereaksi sehingga
                        Kcm  +  Q  ³  0
2.4 Energi Ambang Reaksi Inti
            Untuk reaksi-reaksi eksoergik, nampaknya tidak diperlukan nilai ambang, tetapi sering di dalam praktek menghadapi energi penghalang tertentu terdapat energi ambang minimum.
Dalam hal reaksi endoergik, energi ambang sekurang-kurangnya sama dengan –Q. Ini harus dalam bentuk energi kinetik projektil. Fraksi , energi kinetik projektil diperlukan untuk translasi inti senyawa.
Dengan demikian suatu reaksi hanya akan berlangsung apabila :
           
Atau energi ambang Eo ³ (1 +m/M)Q
Jadi, bila detron dipercepat dengan energi 8 MeV, menumbuk inti Mg, maka energi yang tersedia untuk mempengaruhi reaksi inti  24Mg (d,a)22 Na, hanya ada sebesar
 yang sama dengan energi kinetik pada CMS.

2.5 Perbedaan Antara Reaksi Inti Dan Reaksi Kimia
Reaksi inti berbeda dengan reaksi kimia. Dikarenakan reaksi tersebut terjadi pada tingkatan  inti atom (nukleus) bukannya atom secara keseluruhan. Seperti yang pernah dibahas pada tulisan saya sebelumnya, bahwa energi Kimia dan Energi Atom, sama – sama berasal dari atom, namun perbedaanya energi kimia yang dihasilkan dari tiap – tiap pembakaran sebuah batu bara dan minyak bumi – misalnya, akan menghasilkan penyusunan kembali (rearrangement) atom yang disebabkan oleh redistrisbusi elektron. Sedangkan di sisi lain, energi atom dihasilkan dari redistribusi partikel dengan inti atom (atomic nuclei). Karena itulah untuk menghindari kerancuan sering digunakan istilah “Energi Nuklir” daripada istilah energi atom.
Dalam kondisi laboratorium yang sesuai, inti atom bisa dibuat dari inti atom yang lain terutama untuk unsur – unsur yang memiliki nomer atom yang paling kecil yakni inti hidrogen ( identik dengan proton), inti deuterium (deuterons) dan inti helium ( partikel alfa). Reaksi Inti atom bisa bisa terjadi jika inti atom berinteraksi dengan neutron, elektron dan sinar gamma.
Namun pada temperatur biasa, laju reaksi nuklir – (yakni jumlah nukleus yang bereaksi pada waktu tertentu dalam volume tertentu) adalah sangat kecil dibandingkan laju reaksi kimia yang menghasilkan atom atau molekul.  Mengapa hal tersebut terjadi? Ada dua alasan yang membuat mengapa hal tersebut terjadi :
Alasan pertama adalah ukuran nukleus yang kecil ( hanya berode Description: _{10}^{-12}cm ) dibandingkan dengan ukuran atom atau molekul secara keseluruhan yang berode Description: _{10}^{-7}atau Description: _{10}^{-8}. Hal ini menyebabkan tumbukan nuklir yang terjadi memiliki laju yang lebih sedikit dibandingkan dengan tumbukan pada tingkat atomik atau molekuler. Namun, meskipun begitu, pada keadaan instimewa dimana nukleus dengan massa dan energi yang kecil bisa berlaku seolah – olah memiliki diameter yang mendekati ukuran  diameter atom sehingga laju reaksi nuklir yang terjadi akan meningkat secara drastis diatas nilai biasa. Kondisi istimewa ini akan dibahas pada tulisan saya yang lain.
Alasan kedua yang bertanggung jawab menyebabkan  laju yang relatif rendah dari interaksi inti dengan inti yang lainnya adalah adanya gaya coulomb yang bersifat saling tolak – menolak diantara inti yang disebabkan muatan positif pada inti. Energi tolakan tersebut adalah sebanding dengan (z1 – z2 )/ R . dimana Z1 dan Z2 adalah muatan, yakni nomer atom dari dua inti yang berinteraksi dan R adalah jarak diantara 2 pusat inti.
Karena  inti satu harus mendekati inti lainnya dengan jarak Description: _{10}^{-12}cm sebelum bisa berinteraksi,  maka energi penolakan yang timbul – sesuai persamaan coulomb tersebut – akan sangat besar, khususnya  pada inti atom dengan nomer atom yang tinggi. Dalam kasus inti dengan nomer atom kecil ( seperti H, He ), energi coulomb yang terjadi pada orde jutaan electron Volt, bayangkan energi  Coulomb yang timbul pada inti atom dengan nomer atom yang besar (seperti uranim -235 misalnya).
Disisi lain pada reaksi kimia, Energi yang dibutuhkan untuk memungkinkan interaksi medan elektronik adalah jarang mencapai lebih dari beberapa elektron Volt. Pada temperatur biasa  probabilitas untuk sepasang atom/molekul yang bertubrukan akan memiliki sejumlah Energi kinetik  dalam nilai jutaan eV adalah sangat kecil sekali. Oleh sebab itu, tidak hanya jumlah tumbukan diantara nukleus  lebih kecil dibandingkan tumbukan diantara atom/molekul di dalam kondisi yang sama, tapi probabilitas terjadinya interaksi dari tumbukan tersebut juga dinilai kecil.  Sehingga tidaklah heran bahwa laju reaksi yang terjadi diantara inti atom adalah jauh lebih kecil daripada reaksi kimia di tingkat atom/molekul
Berikut tabel perbandingan antara reaksi kimia dengan reaksi inti:
Reaksi kimia
Reaksi inti
Atom diubah susunannya melalui pemutusan  dan pembentukan ikatan kimia
Unsur (atau isotop dari unsur yang sama). Dikonversi dari unsur yang satu ke lainnya.
Hanya elektron dalam orbital aton atau molekul yang terlibat dalam pemutusan dan pembentukan ikatan
Proton, neutron, electron, dan partikel dasar lain terlibat dalam reaksi.
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energy yang relative kecil
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energy yang sangat besar.
Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, tekanan  konsentrasi dan katalis
Laju reaksi biasannya tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan katalis.
Isotop yang berbeda memberikan karakteristik yang sama
Isotop yang berbeda memberikan karakteristik yang beda

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru).
            klasifikasi reaksi inti,Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan partikel (peluruhan),reaksi tranmutasi inti,dan reaksi penghasil energy (reaksi fisi, dan reaksi fusi).
Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu perbedaan jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom sesudah reaksi. Suatu reaksi inti membutuhkan penggunaan kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Albert Einstein
E = mc2
            Reaksi inti berbeda dengan reaksi kimia pada umumnya.reaksi inti menyagkut perubahan pada susunan inti atomnya sedangkan reaksi kimia hanya melibatkan perubahan elektron pada kulit atom untuk pembentukan atau pemutusan ikatan kimia.







DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A. 1981. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Bundjali, Bunbun. (2002). Kimia Inti.  Bandung : Penerbit ITB
Krishna P Candra,.2011.Kimia inti.bandung: itb
SOAL
1.       Berapakah energi maksimum elektron yang dipancarkan dalam peluruhan b  dari
2.       Dalam proses fisi sebuah inti  lewat penyerapan neutron membebaskan energi yang dapat dimanfaatkan sekitar 185 MeV. Jika  dalam sebuah reaktor secara terus-menerus membangkitkan daya sebesar 100 MW, berapakah waktu yang  diperlukan untuk menghabiskan 1 Kg uranium?
3.       Hitunglah energi yang dibebaskan dalam  reaksi   
                                                                                 

4.      p  +   56Fe                       n   +    56Co
 Sasaran (tebal lempeng) 1 mm. s = 1,0 cm, I = 3 mA. Jika berkasnya tersebar  merata pada seluruh permukaan bahan sasaran, dengan laju berapakah berkas neutron dihasilkan? Diketahui r besi = 7,9 gram/cm3

5.      Jelaskan perbedaan reaksi berantai terkendali dan reaksi berantai tak terkendali ??

Tidak ada komentar: